Friday, August 27, 2010

Untuk Sang Kumbang Di Tepi Rawa

nafas yang ku hembuskan,
menjelma menjadi angin,
yang menjatuhkan daun-daun,
hingga kau tanyakan,

sehelai benang putih,
terjatuh tepat di wajahku,
dia basah, meneteskan air,

hingga kini aku lah yang bertanya,
apakah ini sebuah tangismu?

hening,

membuatku berlutut,
hingga hujan menjatuhiku,

bertubi-tubi rasanya,

wahai kumbang yang, tlah terbang.
hatimu lebih bening dari setetes hujan,
air matamu lebih berharga dari intan,

lihatlah debu ini,
ia terkikis, dan terbang.
meski aku sudah berupaya,
menjaganya, melindunginya,

tak kuasa, memanglah hukum alam,
t'pi, suatu saat mereka akan bertemu kembali,
membentuk, kristal yang sesungguhnya,

dan tlah ku bisikan,
untuk sang kumbang di tepi rawa,
jagalah hatimu dengan imanmu,

0 comments:

Post a Comment